“ Teguhkan Kembali Komitmen Pelajar NU ”
Oleh : Moh Naenul Rizqoni
Ketua PAC IPNU Kec.Pangkah
Ketua DPM STAIBN Tegal
Sebuah pertanyaan yang singkat , padat dan jelas.
Kemanakah . . . .???
Jelas karena adanya penjelas konteks yang ditanyakan, misalnya saja hubungan, Organisasi dan sebagainya. Lalu mengapa seakan-akan sulit untuk menjawab akan kepastian dan ketegasan atas pertanyaan itu ???
Kemudian jawaban atas pertanyaan itu sangatlah luas untuk di jawab dan dikerjakan dengan segera , pertanyaan ini muncul lantaran ada sesuatu yang mungkin belum jelas akan dampak kelangsungannya terang Moh Naenul Rizqoni selaku ketua PAC IPNU Kec.Pangkah yang juga ketua DPM STAIBN Tegal saat di temui di kampusnya setelah memberikan pemaparan di Forum Diskusi THE GREEN STUDIES yang di laksanakan setiap Hari Selasa siang ,
Sebelum kita berbicara terlau jauh ,tentunya kita harus tau apa pengertian dari pada Komitmen Organisasi ? misalnya kita ambil pengertian menurut Luthans yakni mengartikan “ A willingness to exert high levels of effor on behalf of the prganization “ yang berarti “ Sebuah kemauan yang kuat untuk berusaha mempertahankan nama organisasi “
Dalam dunia organisasi terkadang rasa bosan dan gelisah melanda sebagian pelaku atau komponen yang ada di dalam organisasi itu sendiri katakanlah di IPNU-IPPNU sendiri , subtansinya seluruh pelaku atau komponen harus fokus atas apa yang seharusnya menjadi arah dan tujuan yang pasti di dalam organisasi itu sendiri, namun ada juga seglintir oknum atau pelaku yang hanya memanfaatkan momen atau waktu di organisasi hanya untuk mencapai tujuannya sendiri tanpa memperhatikan tujuan yang sebenarnya yakni organisasi itu sendiri . Hal ini tentunya akan menghambat proses pencapaian arah dan tujuan dalam organisasi , padahal sikap kita dituntut harus jelas yakni “ Kita yang memberi atau kita yang di beri “ kalau berani mengambil sikap subjektif tentunya pertanyaan ini tidak akan pernah ada. Kita yang memberi, artinya kontrol ada pada kita dan orang lain memahami akan sikap kita.
Teringat kata john F. Kennedy “ Jangan tanyakan apa yang Negara berikan kepada kamu , tetapi apa yang bisa kamu berikan kepada Negara “ sudah jelas bahwasanya sikap menunggu itulah yang membosankan , padahal seorang organisatoris di tuntut agar jangan bertindak pasif karena kita dituntut untuk bekerja dalam organisasi. Lakukan semua untuk sebuah komitmen yang di bangun, karena tanpa komitmen yang ada, jelas tidak ada ujung yang membatasi jalan kita. Seperti halnya komitmen yang di canankan oleh PAC IPNU-IPPNU Pangkah saat ini adalah “ Bersama membangun Cita – cita organisasi yang lebih transparan dan bermartabat “ disitu terlihat adanya tujuan dan arah yang jelas oleh PAC IPNU-IPPNU Pangkah dalam berhidmah di organisasi yang diharapkan adanya keterbukaan dan saling menghormati antara satu dengan yang lain sehingga nantinya mampu mendongkrak jati diri organisasi yang lebih baik lagi di hadapan anggotanya dan masyarakat umum , tegas Rizqon
Atau coba kita Menganalogi seorang laki-laki dan perempuan yang saling berpacaran,lalu muncul pertanyaan “ mau di bawa kemana hubungan ini “ sudah jelas toh diantara mereka tidak ada arah yang jelas , karena ketika mereka sudah berkomitmen , mengapa tidak melakukanya ?
Begitu pula di Organisasi kita yang tercinta ini , di ibaratkan seperti mobil besar dengan Sopir yang berjalan sepuasnya , sang sopir hanya berkata kepada sang kernet dan penumpangnya “ kita sedang menuju lokasi yang membahagiakan kita ( Kesejahteraan, Kedamaian dan Keamanan ) “ kemudian salah seorang penumpang bertanya “ dimana lokasi yang membahagiakan itu “ dan sang Sopir hanya menjawab “ Entahlah yang terpenting kita bahagia “. Klise seperti inilah yang seringkali membenturkan kepala (organisatoris ) kepada suatu yang tak menyenangkan. Tidak ada tempat pasti yang menggambarkan seperti apa lokasi kebahagiaan itu .
Jika sang Sopir berkata tegas yakni “ kita akan menuju lokasi A “ tentu sang kernet dan penumpang bisa mengambil sikap. Anggap saja lokasi A adalah tempat yang tidak layak atau ladang maksiat mengetahui hal itu tentunya penumpang tak jadi berangkat dan sang kernet memilih untuk tidak ikut dengan Sopir itu atau cara pintasnya jika sudah di tengah perjalanan sang sopir itu di iket kemudian di lempar ke luar mobil itu supaya tujuannya tidak jadi ke lokasi A yang tak layak dan penuh maksiat itu , setelah itu tinggal bagaimana penumpang dan kernet untuk memilih seseorang yang tahu dimana letak lokasi kebahagiaan itu ,jika kita tidak pandai mengambil sikap makan terima saja konsekuensinya.
Sunggu puas dan senang hati bila sang sopir mobil itu berkata “ Kita akan menuju lokasi B sebuah tempat yang indah nan asri dan kaya akan Sumber Daya Alamnya “ mendengar hal itu tentunya sang kernet dan penumpangpun akan mengambil sikap dan mempersiapkan segala sesuatunya karena menganggap lokasi itu bagus dan menyenangkan.
Melihat analogi diatas, jelas bahwa tujuan dalam berorganisasi sangat penting. Siapa yang mau ikut adalah penumpang ( kader/pelaku ) yang memang ingin kesana. Apa yang dilakukan penumpang ( kader/pelaku ) itu terarah, tentunya akan membantu dan mengawal jalannya mobil menuju lokasi yang indah itu. Atau jangan – jangan sang sopir itu hanya berjanji dan kembali membawa ke pulau A yang sangat klise itu.
Lantas mau kemanakah Komitmen akan kita bawa ??
Bersikaplah subjektif, tetapi jangan pula lah egois , karena kita harus objektif pula melihat keadaan lingkungan masyarakat yang berbeda. Dan yang terpenting adalah tujuan harus jelas papar Rizqon saat di temui
Comments
Post a Comment