Apa kabar sobat di mana saja anda berada!!! semoga dalam keadaan sehat selalu..... Muktamar Ke-33 NU hasilnya mengaplikasikan system ahlul halli wal aqdi (AHWA) utk tentukan rais aam pengurus gede Nahdlatul Ulama bersama mengangkat sembilan kiai sbg anggotanya. Musyawarah AHWA yg dilaksanakan dengan cara tertutup hasilnya memastikan pilihan .
KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Rabu (5/8) tengah malam, ditetapkan yang merupakan Rais Aam PBNU musim 2015-2020, didampingi KH Makruf Amin yang merupakan Wakil Rais Aam. Penetapan tersebut ditandatangani anggota Ahwa yg terdiri dari KH Ma’ruf Amin, KH Nawawi Abdul Jalil, TGH Turmudzi Badruddin, KH Khalilurahman, KH Dimyati Rais, KH Ali Gede Marbun, KH Makhtum Hannan, KH Maimoen Zubair, & KH Mas Subadar.
Sesudah ketua umum baru terpilih & ditetapkan, pimpinan sidang pleno Muktamar, Ahmad Muzaki, mengabarkan pesan dari KH A Mustofa Bisri (Gus Mus). Pesan tersebut berisi ketidaksediaan Gus Mus yang merupakan Rais Aam. Para anggota AHWA mempunyai anggapan ketetapan Gus Mus yakni wujud ketawadukan & kearifan pengganti Rais Aam KH MA Sahal Mahfudh kepada pegurusan dulu ini.
Pada Awal Mulanya Gus Mus melayangkan surat pada Ahwa dalam bahasa Indonesia yg ditulis dalam wujud Arab Pegon. Surat ini pun sudah tersebar dengan cara berantai di dunia maya. Berikut merupakan wujud latin dari surat tersebut :
Bismillâhirrahmânirrahâm
Hadratî-l-afâdlil sâdâti-l-masyâyikh ahlul halli wal aqdi
Al-a’izzâ’—hafidhakumullâh
Assalamu'alaikum warahmatullâhi wabarakâtuh
wa ba'd :
Seperti kita ketahui muktamar waktu ini ini diwarnai oleh sedikit kisruh yg bersumber dari adanya dua grup yg masing-masing berharap jagonya lah yg jadi rais aam. Satu mengusahakan mempengaruhi muktamirin utk pilih A, satunya lagi B & system "Ahlul Halli Wal'Aqdi" pula dianggap sbg fasilitas oleh salah satu group tersebut.
Oleh lantaran itu, demi kemaslahatan jam'iyyah & sekaligus mengayomi ke-2 belah pihak yg beradu tersebut, sebaiknya ahlul halli wal aqdi tak pilih dua nama yg dijagokan ke-2 belah pihak tersebut (A ataupun B).
Jabatan rais aam biarlah diserahkan pada salah satu dari ahlul halli wal'aqdi yg paling jelang kriteria (Afqohumum waakbaruhum...)
Sedangkan utk ketua umum tanfidziyah biarlah rais aam terpilih merestui seluruhnya calon supaya muktamirin mampu bergembira pilih pilihan sendiri-sendiri.
Comments
Post a Comment